"Selamat Datang diblog kami | Ayo Sukseskan Pemilihan Bupati Sumenep | 9 Desember 2015"

Jumat, 17 Mei 2013

Soekarwo larang Pemprov gelar real count di Pilgub Jatim

Gubernur Jawa Timur (Jatim), Soekarwo melarang penerapan sistem real count untuk mengetahui hasil Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim 2013 yang akan digelar pada 29 Agustus mendatang. Alasannya, tidak elok bagi pemerintah menggelar real count untuk mengetahui hasil Pilkada.

Sesuai rencana Pemprov Jatim bakal menggelar real count dengan sistem SMS Gateway. Sistem itu disebut-sebut memiliki kelebihan mampu menandingi sistem quick count (perhitungan cepat) yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei. Sebab, sistem real count tidak menggunakan metode sampling dan tanpa margin error.

Saat dikonfirmasi masalah ini, Soekarwo yang akrab disapa Pakde Karwo ini mengaku belum mengetahui rencana Pemprov tersebut. Namun orang nomor satu di Jatim yang kembali maju pada pilgub nanti itu menegaskan bila dia melarang keras penerapan sistem real count dilakukan.

"Itu lidahnya Kepala Dinas Kominfo (Dinas Komunikasi dan Informatika) Jatim (Harjogi) lagi 'keseleo.' Tidak elok bagi pemerintah melalui desk Pilkada melakukan real count seperti itu. Itu kan tugasnya lembaga survei, biar tugas itu mereka yang melakukan, pemerintah hanya bertugas memfasilitasi saja," kata Karwo di Kantor Gubernur, Jalan Pahlawan, Surabaya, Jumat (17/5).

Sementara itu, Kabiro Administrasi Pemerintahan Umum Setdaprov Jawa Timur, Suprayitno juga mengaku tidak tahu menahu soal rencana tersebut. Sebab rencana itu murni kewenangan Dinas Kominfo. "Anggaran yang diusulkan untuk rencana tersebut (real count) sekitar Rp 2 miliar. Tapi detailnya silakan tanya langsung ke Kominfo saja," elak dia.

Kepala Kominfo Jatim, Harjogi mengatakan real count dioperasikan dengan sistem input data melalui ponsel (dulu menggunakan komputer/internet). Untuk itu sistem ini dinamakan SMS Gateway. "Hal ini dilakukan demi kelancaran penerapan sistem real count," katanya.

Dalam sistem ini pihak kecamatan akan menempatkan satu petugas di setiap tempat pemungutan suara (TPS). "Tujuannya agar hasil perhitungan cepat bisa diketahui secara dini, tapi bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya," lanjut dia.

Tak hanya seperti hasil para lembaga survei yang hanya mengambil sample dan masih terdapat margin error-nya. Petugas dari seluruh kecamatan se-Jawa Timur tersebut, juga akan mencatat hasil penghitungan suara setiap kandidat, baik yang sah maupun tidak sah.

Selanjutnya suara dari setiap TPS segera dikirim ke kecamatan untuk direkap. "Hasil rekapan itu, kemudian dikirim langsung ke posko desk Pilgub Jawa Timur di Gedung Grahadi," pungkas dia.

0 komentar:

Posting Komentar