Gubernur Jawa Timur (Jatim), Soekarwo
melarang penerapan sistem real count untuk mengetahui hasil Pemilihan
Gubernur (Pilgub) Jatim 2013 yang akan digelar pada 29 Agustus
mendatang. Alasannya, tidak elok bagi pemerintah menggelar real count
untuk mengetahui hasil Pilkada.
Sesuai rencana Pemprov Jatim
bakal menggelar real count dengan sistem SMS Gateway. Sistem itu
disebut-sebut memiliki kelebihan mampu menandingi sistem quick count
(perhitungan cepat) yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei. Sebab,
sistem real count tidak menggunakan metode sampling dan tanpa margin
error.
Saat dikonfirmasi masalah ini, Soekarwo
yang akrab disapa Pakde Karwo ini mengaku belum mengetahui rencana
Pemprov tersebut. Namun orang nomor satu di Jatim yang kembali maju pada
pilgub nanti itu menegaskan bila dia melarang keras penerapan sistem
real count dilakukan.
"Itu lidahnya Kepala Dinas Kominfo (Dinas
Komunikasi dan Informatika) Jatim (Harjogi) lagi 'keseleo.' Tidak elok
bagi pemerintah melalui desk Pilkada melakukan real count seperti itu.
Itu kan tugasnya lembaga survei, biar tugas itu mereka yang melakukan,
pemerintah hanya bertugas memfasilitasi saja," kata Karwo di Kantor
Gubernur, Jalan Pahlawan, Surabaya, Jumat (17/5).
Sementara itu,
Kabiro Administrasi Pemerintahan Umum Setdaprov Jawa Timur, Suprayitno
juga mengaku tidak tahu menahu soal rencana tersebut. Sebab rencana itu
murni kewenangan Dinas Kominfo. "Anggaran yang diusulkan untuk rencana
tersebut (real count) sekitar Rp 2 miliar. Tapi detailnya silakan tanya
langsung ke Kominfo saja," elak dia.
Kepala Kominfo Jatim,
Harjogi mengatakan real count dioperasikan dengan sistem input data
melalui ponsel (dulu menggunakan komputer/internet). Untuk itu sistem
ini dinamakan SMS Gateway. "Hal ini dilakukan demi kelancaran penerapan
sistem real count," katanya.
Dalam sistem ini pihak kecamatan
akan menempatkan satu petugas di setiap tempat pemungutan suara (TPS).
"Tujuannya agar hasil perhitungan cepat bisa diketahui secara dini, tapi
bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya," lanjut dia.
Tak hanya
seperti hasil para lembaga survei yang hanya mengambil sample dan masih
terdapat margin error-nya. Petugas dari seluruh kecamatan se-Jawa Timur
tersebut, juga akan mencatat hasil penghitungan suara setiap kandidat,
baik yang sah maupun tidak sah.
Selanjutnya suara dari setiap TPS
segera dikirim ke kecamatan untuk direkap. "Hasil rekapan itu, kemudian
dikirim langsung ke posko desk Pilgub Jawa Timur di Gedung Grahadi,"
pungkas dia.
0 komentar:
Posting Komentar